Ada sebuah Pasar Sentra Antasari yang ada di Jalan Pangeran Antasari,
Banjarmasin menjadi sebuah pusat penjualan mata uang asing dan kuno
sejak lama. Walau penjualnya tak banyak, namun Anda bisa menemukan
berbagai jenis uang kuno di sini, baik yang asli maupun palsu.
Di sini ada uang rupiah bernilai Rp 25, Rp 50 kertas dan koin, Rp 500,
Rp 5.000, Rp 1.000, satu sen, 2,5 sen, uang Cina kuno, uang Majapahit
yang berupa koin dan bertulisan aksara Arab, mata uang Belanda, mata
uang kertas kuno dari Timor Leste serta banyak juga mata uang asing baik
yang masih berlaku maupun tidak lagi.
Uang-uang itu memiliki harga yang berbeda-beda, sesuai dengan kelangkaan.
"Dikelompokkan langka karena sudah tidak lagi diproduksi dan barangnya
susah dicari. Biasanya harganya mahal, mencapai ratusan ribu hingga
jutaan rupiah," ujar seorang penjualnya, Hanafi.
Seperti uang kertas Rp 5.000 ini keluaran tahun 1958. Ukurannya lebih
besar dan lebar dibandingkan uang kertas yang sekarang ini. Kedua
sisinya memiliki gambar yang berbeda.
Satu sisi ada gambar perempuan memakai kebaya yang tampaknya sedang
memanen padi dan di sisi sebelahnya bergambar hamparan sawah bersistem
terasering.
Uangnya tampak kumal dan lusuh, namun jangan salah, ternyata uang ini
termasuk langka dan susah dicari di pasaran. Menurut ceritanya, dulu
uang ini hanya bisa dimiliki para orang kaya.
"Uang Rp 5.000 dulu sangat mahal. Cuma dimiliki orang kaya, yang
kalangan menengah ke bawah paling-paling pegang uang satu sen, Rp 50
rupiah," katanya.
Di masa lalu, uang senilai ini diperkirakan bisa membeli sebuah kendaraan bermotor.
"Kalau dulu punya uang sebanyak ini sudah bisa dikatakan kaya raya.
Kalau sekarang mungkin setara dengan puluhan juta rupiah. Bisa beli
sepeda motor atau mungkin mobil," sambungnya.
Saking langkanya, sekarang uang ini dihargai Rp 500 ribu per lembar.
Kalangan penjual ataupun kolektor uang kuno pun, katanya, mengeluhkan susah mencari uang tersebut.
"Pertama karena sudah tidak lagi diproduksi dan tidak berlaku sekarang.
Alasan kedua, barangnya di pasar susah, makanya langka dan harganya
mahal," sebutnya.
Tinggi atau rendahnya harga uang kuno juga ditentukan oleh kondisi kertasnya dan nilai sejarahnya.
"Biasanya, biar sudah lusuh tetapi kalau asli dan gambarnya pahlawan
seperti Jendral Sudirman atau Presiden Soekarno, biasanya mahal. Tetapi
kalau yang tidak ada gambar pahlawannya, walau kondisinya masih bagus
biasanya lebih murah," katanya.
Sementara uang Rp 5.000 ini, dikategorikan langka karena ada nilai
historisnya sehingga menjadi daya jual tersendiri, yaitu karena ini
uangnya orang kaya tempo dulu.
"Dan sudah langka sekarang. Saya saja cuma punya selembar ini," katanya.
Dia biasanya mendapatkan uang-uang tersebut dari para penduduk di kampung-kampung yang menjual kepadanya.
Bisa juga didapatnya dari sesama penjual uang kuno.
Tak banyak memang penjual uang kuno di Banjarmasin, namun jika Anda
tertarik untuk menjadikannya oleh-oleh atau untuk sekadar dikoleksi,
bisa mendapatkannya di pasar ini.
Lokasi lapak-lapak penjualnya berada di sebelah kanan pasar, dekat
toko-toko kosmetik, barang-barang elektronik dan parkir sepeda motor.
Pasar ini berada di Jalan Pangeran Antasari, Banjarmasin, Kalimantan
Selatan. Akses menuju pasar ini sangat mudah karena berada di tepi jalan
besar dan banyak kendaraan umum lewat di depan pasar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar